Monday, March 18, 2013

Bimbingan & Konseling Anak Usia Dini


KONSELING ANAK USIA DINI
A.    KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING ANAK USIA DINI
1.      Tujuan Khusus
a.       Membantu anak untuk :
Ø  mengenal dirinya (kemampuan,sifat,kebiasaan)
Ø  mengembangkan potensinya
Ø  mengatasi kesulitannya
Ø  menyiapkanperkembanganmental, sosial& jenjangpendidikanselanjutnya
b.      Membantu orang tua:
Ø Mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu.
Ø Mengatasi gangguan emosi anak dan kesehatan
Ø memilih sekolah yang sesuai dengan tahap kemampuan anak.
B.     PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI
1.      Tujuan Konseling
a.       Memberikan bantuan yang intensif dalam membina kemampuan, bakat, minat
b.      Memecahkan kesulitan serta kelainan khusus yang dihadapi konseli.
2.      Sasaran Konseling
a.       Orang tua atau anggota keluarga
b.      Anak-anakyang mengalami kesulitan

C.     PRINSIP-PRINSIP KONSELING  ANAK USIA DINI
1.      Menciptakan hubungan harmonis dengan anak
2.      Adanya toleransi,
3.      menciptakan situasi aman dan menyenangkan

D.    PENTINGNYA BIMBINGAN KONSELING ANAK USIA DINI
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada anak usia dini dalam membantu mengidentifikasi permasalahan anak usia dini dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan anak usia dini.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual.
Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan program BK di sekolah menengah.sama sama memiliki tujuan yang sama yaitu, membantu peserta didik agar bisa berkembang  sesuai bakat , minat serta kemampuannya secara optimal serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mingkin akan muncul pada peserta didik.
Adanya bimbingan dan konseling pada anak usia dini bukan berarti sekedar ikut-ikutan saja. Keberadaan bimbingan konseling dilingkungan anak usia dini juga dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya diwaktu kecil. Hal ini menunjukan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling pada anak usia dini tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
1.      Menjaga Originalitas kepribadian anak
2.      Membina hubungan yang baik antar Orang Tua dengan Guru di PAUD
3.      Persiapan mental anak usia dini untuk memasuki PAUD
4.      Stabilitas perkembangan Fisik-Motorik Peserta didik
a.     Motorik kasar
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
b.    Motorik halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
5.      Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik
6.      Stabilitas perkembangan bahasa
7.      Stabilitas perkembangan sosial emosional
8.      Stabilitas Perkembangan Moral keagamaan

E.     MASALAH ANAK USIA DINI
1.      Pola pikir anak (aspek kognitif)
      Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, paling tidak terdiri dari sepuluh kejadian , yaitu :
a.       Berpikir Irasional
b.      Pikiran negatif
c.       Suka menyalahkan orang lain dan menganggap dirinya paling benar.
d.      Malas masuk sekolah
e.       Tidak mau belajar
f.       Sulit menghafal kata dan nama benda.
g.      Memperhatikan pelajaran.
h.      Terlambat berpikir
i.        Pelupa
j.        Rendah rasa ingin tahunya
2.      Masalah fisik motorik
a.       Tangannya kidal
b.      Berjalan pincang
c.       Buta,tuli,dan bisu
d.      Terlalu gemuk
e.       Berambut keriting
3.      Sosial emosional
a.       Pendiam, pemalu, minder
b.      Egois
c.       Sulit berteman
d.      Menolak realitas ( suka membuat kegaduan)
e.       Bersikap kaku
f.       Tidak objektif
g.      Membenci guru tertentu
h.      Citra diri yang negatif.
4.      Moral keagamaan
a.       Anak nakal
b.      Anak yang sombong dan congkak
c.       Anak suka berbohong dan penipu
d.      Bersikap kasar dan tidak sopan
e.       Suka membantah perintah orang tua dan guru
f.       Keras kepala
g.      Kikir, iri, dan dengki
h.      Sulit diajak belajar beribadah.
i.        Terpengaruh ritual agama lain

Adapun beberapa tugas-tugas bimbingan dan konseling dalam menangani masalah Anak Usia Dini, yaitu :
a)      Buatlah anak sedikit bisa mendebat (disputing) terhadap keyakinannya tersebut. Contohnya, buatlah anak mempertanyakan hal- hal yang rasional, termasuk hal-hal sebagaimana diatas.
b)      Jika anak malas masuk sekolah, jelaskan kepada anak bahwa ia bukan sedang masuk sekolah, tetapi bermain. Jadi, ketika anak berangkat sekolah, pada hakikatnya anak bermain. Sebab kegiatan anak usia dini adalah bermain.
c)      Proses komunikasi harus berjalan dengan baik sehingga anak tidak menunjukan sikap yang tidak sesuai dengan dirinya.

F.      LANGKAH-LANGKAH KONSELING
1.      Identifikasi kasus
2.      Pengumpulan data
3.      Analisa data
4.      Diagnosa
5.      Prognosa.
6.      Terapi
7.      Evaluasi
8.      Tindak lanjut

G.    PENILAIAN BIMBINGAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI
1.      Tujuan:
a.       Mengetahui hasil pelaksanaan program
b.      Memperkuat prioritas program
c.       Melengkapi bahanin formasi dan data
d.      Dasar informasi untuk menghadapi kritik dari orang tua dan masyarakat.
2.      Metode
a.       Observasi terhadap anak-anak.
b.      Angket kepada orang tua
c.       Wawancara terhadap anak dan orang tua.
d.      Pemeriksaan: ahlimedis, psikolog dan konselor
3.      Tugas Perkembangan Masa Usia Dini
a.       Berkembang menjadi pribadi mandiri
b.      Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang
c.       Belajar bergaul dengan anak lain
d.      Mengembangkan pengendalian diri
e.       Belajar bermacam peran dalam masyarakat
f.       Belajar mengenal tubuh masing-masing
g.      Belajar menguasai keterampilan motorik kasar dan halus
h.      Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikandiri
i.        Belajar menguasai kata-kata baru
j.        Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan



H.    PENGEMBANGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI
1.      Pengembangan Sistem dan Program
a.       Pengembangan Personil
b.      Pengembangan Sarana
2.      Perlakuan Guru dalam Layanan Bimbingan
a.       Menerima anak apa adanya
b.      Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang
c.       Tidak menuntut anak untuk menunjukkan perubahan perilaku dengan segera
d.      Tidak memaksa anak untuk memenuhi keinginan guru
3.      Kepribadian guru sebagai Pembimbing
a.       Sabar
b.      Penuh Kasih Sayang
c.       Penuh Perhatian
d.      Ramah
e.       Toleransi terhadap Anak
f.       Empati
g.      Penuh kehangatan
h.      Menerima anak apa adanya
i.        Adil
j.        Dapat memahami perasaan anak
k.      .Pemaaf terhadap anak
l.        Menghargai anak
m.    Memberi kebebasan pada anak
n.      Menciptakan hubungan yang baik dengan anak